Kemenhub Gelar Latihan untuk Atasi Sabotase dan Serangan Siber di Pelabuhan
KSOP berkoordinasi dengan otoritas berwenang di pusat untuk menaikkan level keamanan.

Majalah Intra, Bali – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengadakan latihan mengatasi gangguan keamanan termasuk sabotase dan serangan siber terhadap fasilitas pelabuhan dan kapal di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali.
“Latihan ini penting dan wajib untuk kesiapsiagaan apabila ada ancaman, kami bisa tahu harus bertindak seperti apa,” kata Kepala Sub Direktorat Pengamanan, Direktorat Pengawasan Laut dan Pelayaran Kementerian Perhubungan Yuserizal di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, mengutip Antara, Kamis (16/5/2025).
Ia mengatakanm, tim yang terlibat dalam simulasi itu antara lain Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Benoa selaku koordinator Komite Keamanan Pelabuhan (PSC).
“PSC meliputi TNI, Polri, Badan SAR Nasional, Bea Cukai, Imigrasi, Karantina dan sejumlah instansi lainnya terkait kepelabuhan juga terlibat,” jelasnya
Apabila terdapat ancaman keamanan, kata dia, maka KSOP berkoordinasi dengan otoritas berwenang di pusat untuk menaikkan level keamanan. Jika ancaman tersebut terkait bom, maka unsur kepolisian yang akan menanganinya.
Ia mengatakan, level keamanan terbagi tiga yakni level satu yakni situasi normal, kemudian level dua jika ada ancaman dan level tiga yakni ancaman sudah terjadi.
“Jadi lebih pada latihan jaring komunikasi. Kalau ada ancaman, ini harus apa, tindakan apa, hubungi ke mana,” ucapnya.
Menurut dia, selain melatih kesiapsiagaan personel, koordinasi dan kerja sama, serta identifikasi celah keamanan, latihan itu juga bertujuan memastikan penanganan ancaman dilakukan dengan cepat.
Ia mengatakan, Pelabuhan Benoa di Denpasar, Bali, merupakan salah satu pelabuhan yang menjadi corong Indonesia di mata dunia, bersama dengan Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya.
Apalagi Bali sebagai daerah pariwisata dunia, kata dia, Pelabuhan Benoa kerap menjadi perhatian beberapa negara termasuk otoritas keamanan dari Amerika Serikat dan Australia.
Selain itu, Pelabuhan Benoa sudah memenuhi standar International Ship and Port Security (ISPS) Code yakni standar atau kriteria penilaian implementasi sistem manajemen pengamanan untuk kapal dan fasilitas pelabuhan.
Dengan mengantongi sertifikat itu, maka Pelabuhan Benoa wajib melakukan simulasi itu minimal 12 bulan sekali atau paling lambat 18 bulan sekali.
Saat ini, Pelabuhan Benoa tidak hanya melayani kargo atau logistik dan penumpang dalam negeri, tapi juga melayani rute internasional oleh kapal pesiar dunia.
“Di seluruh Indonesia, sudah ada sebanyak 440 pelabuhan umum, utama dan kelas satu yang juga sudah memenuhi kode ISPS tersebut,” ujarnya.